Jumat, 21 September 2018

"KAU" YANG TAK TERLIHAT JANGAN TAMBAH SATU LAGI


Aku menikmati saat-saat itu;
perjumpaan dua dunia.

Kau bawa sesuatu dari duniamu,
yang jauh tak terjamah..
dan aku bingkiskan beberapa potong kata dari keseharianku,
tertiup sajak bernada magis menembus tipisnya kelambu jagadmu..

Memang,
segelintir sahabat lain mencibir..
mereka bilang pertemanan kita
tabu

Harusnya,
aku hanya dengan sesamaku..
Kau,
mestinya hanya dengan sebangsamu..
Jangan bertemu, berteman,
apalagi bercampur..

Tabu..

Aku hanya menjawab dengan gurauan kecil..
Bukankah pertemanan berarti,
menjangkau-yang-tak-terjangkau:
diri pribadi,
orang lain,
ciptaan,
termasuk juga makhluk-lain-dunia?

Bantahan mereka, jelas:
ini bukan pertemanan,
tapi perselingkuhan melawan iman!!

Ufh!!
Masuk telinga kiri..
keluar juga di telinga yang sama..

Anjing menggonggong,
khalifah tinggal memberi tulang..
Beres, tho?

...

Tapi,
toh aku merasa terganggu juga..
Akhir-akhir ini..

...

Kau kelewat banyak berbisik..
Entah kenapa, aku jadi terusik.
Terusik untuk peduli..

Awalnya satu..
Dua kali..
Dan akhirnya lagi dan lagi-lagi...

...

Aku juga kelewat banyak meminta..
Entah kenapa, kau selalu memberi
tanpa pernah mengharap imbalan..

Menerawang..
Melihat masa depan..
Mengartikan mimpi..

Hhhh...

...

Aku tahu,
kebersamaan ini tak bisa kudapatkan di warung pojok,
dengan ramai debat diskusi filosofis teman-teman sekampus..
Pun di antara sesama pecinta filter, kopi dan kompiang;
mereka tak bisa mengisi kekosongan yang kau tinggalkan..

Tapi,
aku ingin sejenak berhenti..

Semoga kau mengerti..

...

Bukan karena tabu,
juga bukan karena kita sudah tak cocok lagi..

...

Biarkan aku sejanak dewasa,
untuk bisa memahami..
Biarkan aku menikmati sepenggal waktu hidupku yang tak abadi,
untuk bisa mencerna
kenapa ini hanya terjadi di antara kita; kau dan aku,
dan segelintir orang..

...

Aku belum bisa yakin,
apakah ceritanya akan lain,
andaikan dulu kita satu dunia
dan kau bukan makhluk tak kasat mata..

Tapi,
bila kau ingin tahu,
apa sepotong sembahku setiap fajar
setahun belakanngan,
tak apa-apa:

"Tuhan,
aku ingin punya lima indra saja..
Tolong, jangan tambah satu lagi...

Amin."




Kemayoran baru,jakarta pusat.jakarta/20/09/18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar