Rabu, 07 November 2018

CINTA UNTUK SIAPA?


‘’Siapa sangka jika kamu masih menyimpan rasa pada gadis itu’’.

Bisik seorang gadis dengan dress casual hitamnya yang sedari tadi kesal memperhatikan lamunan kekasihnya.

‘’Aku hanya sedang letih, Ver’’. Jawab laki-laki itu dengan suara lembutnya.

Ia lalu menarik tangan gadis berkulit sawo matang itu sambil membelai rambut pendeknya yang tergerai lurus. Seketika gadis itu tersenyum kemudian dikecupnya kening gadis yang sedang berhadapan dengannya.

‘’Erik, Aku mencintaimu. Sampai kapan hatimu menanti cinta yang palsu ?’’. Ucap gadis itu lalu memeluk laki-laki yang ia cintai.

Namun siapa sangka laki-laki itu sebenarnya tidak bisa menipu hatinya sendiri yang masih menyimpan dalam-dalam rasa cinta pada kekasih lamanya yang telah pergi keluar negri lantaran urusan bisnis keluarganya dan berjanji tuk kembali lagi. Namun sampai kapan penantian ini berlanjut setelah 3 tahun kau pergi.. batinnya.

Ingatannya lagi-lagi masih tertuju pada kekasih lamanya. Hatinya memang sudah terlanjur mencintai gadis yang dulunya pernah mengisi hari-harinya dengan bahagia. Ia selalu memikirkan gadis itu kapanpun ia mau demi menenangkan hatinya. Berulangkali ia mencari pelarian atas cintanya yang pergi, tetapi semua terasa biasa dan tak berarti apa-apa untuknya. Hingga kali ini ia menemukan perempuan yang menurutnya bisa menghilangkan rasa cintanya yang dulu, membiarkan cerita baru dan mencoba memulai kisah cinta baru.

          Ingatannya masih saja tertuju masa lalunya. Betapa hati ini sungguh merindukannya. Caranya membuat dirinya terus memujanya. Cantiknya, manjanya, tatapannya, suaranya, senyumannya, sungguh membuat hati ini luluh seketika. Ini tahun ketiga setelah engkau pergi dariku.

Apa kabar dirimu ? Ucapnya dalam hati.

***

“Selamat pagi sayang”. Terdengar suara dari seberang sana. Seperti biasa Vera, kekasihnya setiap pagi selalu membangunkannya melalui smartphone hadiah ulang tahun dari ayahnya setia .

“Sayang, ayo bangun! Kamu janjikan pagi ini mengajakku ke taman?” tambahnya dengan suara manja. Erik melangkahkan kakinya dan mengamati sebuah lingkaran tinta merah pada kalender yang bertulis back home-honey. Hatinya semakin sedih, ia menyeka keringat dari alisnya dengan tangan gemetar. Tepatnya hari ini perempuan yang telah lama dinantikan seharusnya kembali kepelukannya.

“Setidaknya ketika jauh, kamu masih menungguku. Ya kan ?” Hibur kekasihnya yang hendak berpamitan denganya. Ucapannya masih terngiang digendang telinganya meski dirinya sudah memulai kisah cinta baru bersama orang lain sebab gadis yang telah lama pergi tak lagi mengabarinya.

Erik lalu bergegas untuk bersiap-siap menjemput Vera, gadis bermata sipit yang selalu memperlihatkan sisi manja seperti gadis-gadis lainnya ketika hendak bertemu pacarnya. Erik mengenakan kaos oblong putih dengan bawahan jeans hitam. Penampilannya terlihat keren layaknya seorang K-Pop. Vera terkagum-kagum tiap kali melihat kekasihnya tiba dengan penampilan menariknya. Sangat tampan hingga ia tak bisa memalingkan matanya. Ia kemudian merangkul lengan laki-laki itu dan memeluknya. Erik hanya bisa menerima perlakuan mesra gadis itu sambil membelai rambutnya yang tertata rapi. Disela-sela pelukan itu, Erik masih memikirkan bagaimana bisa ia dapat menghilangkan rasa cintanya pada kekasih lamanya sedangkan ada orang lain yang telah setia dan sabar menerima bahkan menemaninya dalam kesedihannya menanti cinta yang tak terbalas.

“Ver..” Bisiknya pelan tepat didaun telinga gadis mungil itu. Tanpa memperdulikan suara laki-laki itu, Vera terus memeluknya dan semakin lama kian semakin erat.

          “Vera sayang...” panggilnya lagi dengan suara lembut. Gadis itu tidak menjawab meski ia ingin berkata iya.

Entah datangnya darimana perasaan laki-laki berkumis tipis itu tiba-tiba seperti tertusuk jarum. Terasa begitu perih didasar hatinya. Didapati suara tangisan gadis yang memeluknya. Apa yang sudah ku perbuat ? Heningnya dalam hati sembari melihat gadis yang berada dihadapannya masih menangis. Tidak hanya mendengar suara tangisannya namun air matanya perlahan sudah berlinang mengenai kaosnya.

          “Jangan pernah membohongi perasaanmu dengan membagi cinta palsu”. Mendengar kalimat yang dilontarkan gadis itu Erik seketika menatap wajah gadis itu dan menghapus air matanya.

“Kali ini aku akan rela melepasmu, jika dia masih pilihanmu”. Timpalnya sembari menepis tangan laki-laki yang sudah membuat hatinya berulangkali merasa terluka.

Kemudian ia pergi meninggalkan laki-laki itu. Erik hanya mampu melihatnya sembari berlalu. Hatinya benar-benar kacau. Ia diharuskan untuk memilih kepada siapa hatinya berada.

Hari-haripun berlalu, tidak terdengar lagi suara manja dari seberang sana yang membangunkannya setiap pagi. Ia segera bergegas ke sebuah tempat dimana cintanya pernah pergi meninggalkannya semenjak 3 tahun lalu. 

Dilihatnya seorang gadis mengenakan dress pink soft dengan handbag ditangannya. Seorang gadis yang bersabar untuk menghadapi keegoisannya. Seorang gadis yang ikhlas menjadi tempat sandarannya mengaduh rindu. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju gadis yang selama ini ia rindukan.

Kamulah alasanku untuk lupakan yang lain, disaat waktu untuk mencintai masih ada”.Ucapnya lembut.

Gadis itu berpaling dan membalasnya dengan memberi senyuman tulus dan memeluk laki-laki yang ia cintai dengan sepenuh hati. Setidaknya kekasihnya mampu memilih hati yang selama ini berusaha mencoba agar keluar dari masa lalu yang menyiksanya dengan harapan palsu.

“ I will love you more,Ver “ bisiknya sambil mengecup kening gadis itu.

 

Di tempat inilah yang mempertemukannya dengan seseorang gadis yang bukan hanya cantik namun juga setia menemani kesedihannya selama hatinya belum siap melepaskan cinta lama untuk pergi.

End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar