Rabu, 07 November 2018

HAMPA


Malam semakin larut, terlihat seorang pria sedang membaringkan tubuhnya di sofa mewah. Dari kejauhan terdengar suara seorang wanita memanggilnya.

        “Dave..!! Jangan bergadang lagi! Ayo tidur, besok kita  harus bertemu calon tunanganmu loh!”.

          “Aku belum ngantuk, bu”. Sahut pria itu.

Tiba-tiba ia melangkahkan kakinya menuju gudang dan dicarinya sebuah album foto dalam rak buku yang telah berdebu. Dipandangnya satu persatu  foto usang itu. Seketika ia melihat foto seorang gadis berseragam putih abu-abu dengan senyum yang terukir diwajahnya, seakan membuatnya terganggu.

         “Huuuhhh, kau sungguh menyiksaku”. Gumamnya dalam hati sambil menghembuskan napas dengan perlahan.

Dipandang lagi foto gadis itu. Terlintas sosok wanita seusianya yang sedari dulu ia rindukan.

Gadis itu siapa lagi kalau bukan kekasih lamanya. “Qyran!” panggilnya dalam hati.

Dave dan Qyran memang pernah menjalin hubungan istimewa pada saat mereka berada di bangku SMA dan bagi Dave, Qyran adalah gadis pujaan hatinya. Apapun akan ia lakukan demi kebahagiaan gadis tercintanya. Namun sejak musim panas di pertengahan tahun lalu, semua terasa berubah.

          “Ada apa denganmu,Qyr! Aku enggak mau hubungan kita jadi gini!”.

Pinta dave dengan ucapan yang terbatah-batah. Ia terus menggenggam tangan Qryan dan memeluk erat tubuh gadis mungil itu.

          “Aku enggak sayang lagi sama kamu!”

Tegas gadis berlesung pipih itu dengan suara nada tinggi lalu pergi meninggalkannya.

Namun Dave hanya dapat memanggil nama gadis itu sambil berlinangkan air mata, berharap agar ia akan kembali dan merangkulnya dengan mesra.

Yah, masih teringat jelas kisah pahit itu yang membuat hatinya hancur berkeping-keping. Sampai ia beranjak dewasapun, tak terlihat lagi gadis itu.

Hingga kini hati kecilnya terus mempertanyakan apa penyebab Qyran meminta putus dengannya. Ia tentu tak mau menerima hal ini jika hubungan mereka harus berakhir begitu saja tanpa alasan yang tak jelas.

Ia kemudian menghampiri mejanya lalu mulai menulis penggalan-penggalan kata dengan tinta pena pada kertas putih.

Dearest : Qyran

Ku titip rindu pada selembar daun gugur yang kau tinggalkan di musim panas pertengahan tahun lalu. Walau tak berarti, namun hargailah perasaanku. Aku merindukanmu.

                                      Dave

“Qyr, apa kau tahu betapa hatiku hanya menginginkanmu ?

Tak pernah aku menghapus namamu, sedetikpun itu bayangmu selalu hadir menghantuiku. Tetapi cukup rasa ini terkurung, karena semua begitu menyiksa. Aku tidak bisa bertahan lagi. Tanpamu, aku hampa! Aku selalu menunggumu,Qyr. Sampai kapanpun itu”

Dave kembali membayangkan raut wajah gadis pujaannya.

Ia kemudian berjalan ke tempat keramaian tanpa memikirkan kemana tujuannya. Sebuah mobil sedan seketika menabraknya. Tubuhnya tak berdaya lagi, namun didalam pikirannya hanya ada sebuah nama terindah. “Qryanku sayang.. Aku masih mencintaimu”.

Cinta Sesaat

Kekasihku..

Padamu aku terhanyut..

Dalam  kenikmatan cintamu..

Asmaramu semakin menenggelamkanku..

Ah..

Sayangnya..

Mengapa hanya sesaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar